Chap. 1 : Game Center

Musuh telah berhasil merebut kota.

Tampilan waktu mundur muncul dibawah tulisan tersebut. Pertanda pasukan pertahanan akan dipindahkan ke kota lain.

Terlihat jelas wajah para pasukan pertahanan yang sedih, kecewa, dan marah. Tapi mereka tidak dapat berbuat apa-apa, selain pasrah dan memikirkan strategi untuk merebut kota itu kembali.

“KRIIIIIIIIIIIIIIINNNGGGG!!!”

Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Suasana kelas seketika ramai.

“NGUUUNGGG… BZZZTT… BZZZTT…”

Suara dengung dan getaran dari telephone genggam Zeth berbunyi.

Your city is under attack
The enemy has been captured eJakarta city”

Diselempangi ransel kesayangannya di pundaknya. Dia langkahkan kaki dengan mantap menuju pintu kelas.

Tapi sebelum itu, Zeth menghampiri meja yang paling depan, meja yang telah dikerumuni beberapa murid.

Seraya tak menggubris kerumunan tempat itu, “Evan! Loe ikut?” tanya dia kepada seseorang yang duduk di meja tersebut, yang sibuk bercengkrama dengan teman sebayanya sambil memasukan perlengkapan belajarnya kedalam tas.

Evan Navaro, nama anak itu. Teman dekat Evan dari kecil. Dibandingkan dengan Evan, dia yg paling di ramai karena dia mudah bergaul.

“Ikut kemana, Van?” Evan menyebut nama tengah Zeth, karena sudah kebiasaan dia ngeledekin Zeth dari kecil dengan panggilan yang mirip namanya dia.

Zeth menghela nafas, pertanda dia sudah bosan untuk menegur Evan agar tidak menyebut nama tengahnya karena itu terdengar aneh, Evan memanggil namanya sendiri. “Ke Game Center, emang loe ga dapet notice?”

“Ooohh.. Engga ah! eJakarta doang. Paling juga nanti Trickster sama Queen login. Pas deh tuh kalian bertiga udah cukuplah buat ngerebut balik”

“LOH!? Emang loe mau kemana?”

“Gw ada janji sama orang, di Cafe biasa. Loe kesana aja nanti”

“Pasti cewe yah?”

“Hahahaha iya lah!”

“Oh ya udah kalo begitu gw jalan duluan. Nanti gw mampir kesana”

“Siapppp!! Oh iya, tadi pagi gw ada ambil makanan di depan Game Center belum bayar, bayarin yah, nanti di Cafe gw ganti. Hehehehe”

“Ah kebiasaan loe. Ya udah nanti gw bayarin”

Zeth melangkahkan kakinya keluar kelas meninggalkan temannya, menuju gerbang sekolah sambil menggenggam item di dalam kantung celananya.

Zeth berjalan dengan cepat menuju sebuah tempat yang menjadi pintu gerbang dunia barunya, dunia yang memberinya kebebasan berpikir.

GAME CENTER

Tulisan yang besar didepan sebuah bangunan yang terletak di sudut jalan. Terlihat kios kecil yang menjual makanan didepannya.

“Selamat siang, bu”

“Ehh.. Dek Evan”

“Ah ibu, jangan ikut-ikutan manggil nama tengah saya donk”

“Hahaha.. Maaf yah dek, Zeth. Kok sendiri?”

“Iya nih bu, si Evan ada janji sama cewe, bu. Biasalahhh. Ibu juga sendiri, anak ibu kemana?”

“Anak ibu lagi main, dek. Namanya juga anak-anak yah, lagi aktif-aktifnya”

“Hahaha Iya bu. Oh iya, tadi kata Evan dia ada ambil makanan yah. Nih, bu, saya bayarin dulu”

“Iya, dek. Tadi pagi dek Evan juga sudah titip pesan kalau dek Zeth yang bayar, karena dia buru-buru udah kesiangan katanya. Terima kasih yah, dek”

“Sama-sama, bu. Saya masuk dulu yah”

“Silahkan, dek. Terima kasih yah”

“Iya, bu” dan Zeth pun bergegas masuk kebangunan tersebut. Ditemuinya petugas yang berjaga di meja kasir.

“Nyata yah, mas.” pinta Zeth kepada sang kasir.

“Ditempat biasa yah” sang kasir sudah tidak asing lagi melihat Zeth bermain ditempat ini dan memberikan sebuah kertas untuk Zeth dapat bermain di tempat biasa dia login.

Zeth duduk di meja yang sudah di siapkan. Diselipkannya item yang sudah dipegangnya sedari tadi. Sebuah kartu hitam dengan tulisan :

N.Y.A.T.A

Need Your Action : THE ARK

Dan dipakailah headgear khusus dan dia pun memejamkan matanya.

Saat dia membuka matanya, terlihat dengan jelas tulisan besar terpampang di depannya :

“Welcome to eSEMARANG CITY”

Leave a comment