[Chap. 9] Smiley ‘Face’ with The Fireworks

*kriii….ing*

*kriii….ing*

Takahiro kecil terbangun karena mendengar suara jam waker disebelah kasurnya.

Musim panas. Hari libur sekolah sudah dimulai. Tahun ini pasti akan berbeda. Tahun lalu aku dimarahi ibu karena main diluar – itulah yang ada dipikirannya sekarang.

Takahiro kecil membalikkan badannya dan menutup kepalanya lalu berteriak “JANGAAANNNN!!!!” tidak akan ada yang mendengar teriakannya, suaranya teredam diantara bantal dan kasur.

Takahiro kecil berbalik lagi, kali ini melihat langit-langit dikamarnya. Dia melamun di dalam kamar itu.

“Tok..Tok..Tok..”

Suara ketukan pintu memecah lamunannya, “Ada apa, kak?” teriak Takahiro kecil menjawab ketukan dari balik pintu.Takahiro kecil memanggil saudara-saudaranya dengan kakak.

“Ayo bangun.. Kita akan jalan-jalan membeli baju. Kamu pindah kesini tanpa membawa apa-apa. ” ajak salahsatu saudaranya.

“Buat apa beli baju? Kita kan punya baju” saudaranya satunya lagi berkata sambil tersenyum licik, seperti merencanakan sesuatu. “Huahahahahah..” keduanya tertawa. Takahiro kecil kebingungan. Dan bangunkan dia dari kasur dan digiring menuju kamar saudara-saudaranya.

“Lihat.. Takahiro cocok kan jadi perempuan? Hahahaha… ” saudaranya memakaikan pakaian perempuan kepada Takahiro kecil.

“Huahahahahahahah…” keduanya tertawa terbahak-bahak.

“Ada apa ramai-ramai kalian dikamar?” tantenya mendengar suara yang berisik.

“Lihat kak, Takahiro memang cocok jadi perempuan. Huahahahah…” tunjuk salahsatu saudaranya. “Hey kamu jangan begitu. Bocah kecil ini akan menjadi jagoan kita saat dia besar nanti” sambil melepaskan pakaian yang dikenakan Takahiro kecil, tapi tetap dengan senyum menahan tawa.

Pada akhirnya mereka berjalan-jalan mencari baju untuk Takahiro kecil. Tante dan saudara-sadaranya mengajak dia untuk mencari Yukata (浴衣?), karena nanti akan ada acara Festival musim panas atau Natsumatsuri (夏祭り?). Karena semua orang akan mengenakan Yukata (浴衣?) pada saat itu.

Tapi bagian terbaiknya adalah, banyaknya Yatai (屋台?) di sepanjang jalan. Dari banyaknya makanan yang ada, Takahiro kecil sangat menyukai Kakigōri (かき氷?) yang dingin dan menyegarkan.

Takahiro kecil sangat senang sekali, dia tidak dapat membayangkan bahwa hal ini yang biasa dilakukan saudara-saudara ayahnya setiap tahun. Mengikuti semua orang melakukan tarian Bon Odori (盆踊り?) dan melihat berbagai macam kembang api pada saat Hanabi (花火?) berlangsung, semua itu membuat dia sangat bahagia.

Sebelum pulang, Takahiro kecil melihat Yatai (屋台?) yang menjual berbagai macam topeng, dan Taka kecil membeli satu dengan bentuk muka yang sedang tersenyum.

Sesampainya dirumah neneknya, Takahiro kecil melihat seorang wanita diruang tamu.

Setelah menyadari siapa yang datang, dia berlari menuju tantenya.

“Halo, Taka. Sini..” panggil wanita tersebut. Takahiro kecil menggeleng, tanda dia tidak mau dan bersembunyi dibelakang tantenya.

“Ayo pulang sama ibu, Taka” pinta ibunya. Takahiro kecil tidak menjawab. Sambil tetap bersembunyi dibelakang tantenya, dia mengenakan topeng smile yang telah dibelinya tadi. Ibunya tersenyum melihat hal itu dan menahan airmata yang hampir jatuh. Walaupun hanya topeng, ternyata ibunya dapat merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh anak laki-lakinya tersebut.

“Sudah, biarkan saja dia disini. Setidaknya sampai tahun ajaran baru selesai.” tantenya membela. “Setengah tahun memang cukup buat kamu berubah. Buat kamu dapat menerima kepergian suamimu…” tantenya diam sejenak “Tapi tidak buat Taka. Kamu terlalu keras kepadanya. Biarkan dia disini, bersama keluarga ayahnya.” lanjut tantenya.

Leave a comment