Demi Senja

Untukmu si Senja yang lembut.
Aku mana mungkin bisa hidup tanpamu Senja.
Sekian tahun bersama, baik suka maupun duka.
Aku selalu tersenyum dibawahmu, menikmati pancaran sinar yang menenangkan setiap sore.
Disini. Bersama angin. Bersama langit.
Sungguh indahnya. Dimanapun aku berada, aku bisa melihatmu, selama hidupku.
Aku hapal indahmu, bahkan ketika aku memejamkan mata.

Sesekali mendungpun pernah menutupimu Senja.
Entah kenapa aku tak menyukainya.
Senja tertutup awan kelabu.
Warnanya aneh. Suram. Kelam.

Senja? Kau ingin aku menikmatinya bersama siapa?
Hebusan angin yang menerpa rambutku?
Ahh..itu kesukaanku.
Aku juga tahu kesukaanmu?
Banyak. Tak cukup kata tuh diungkapkan.
Semakin aku besar, isi kepalaku semakin banyak.
Aku mulai menyukai beragam banyak hal, menghadapi banyak hal, belajar dari banyak hal. “Itu demi Senja”

Aku pernah sesekali membelakangi Senja hanya untuk menepi saat merasakan gagal.
Berkali-kali.
Ingin sekali menangis. Dan menangis. Lalu menangis.
Tapi aku selalu dapat semangat kembali.
Aku hanyalah manusia biasa dengan cita-cita yang luar biasa.

“Demi Senja”

Senja.
Aku sudah besar.
Dan mempunyai keinginan yang banyak.
Tidak cuma rengekkan meminta sesuatu ketika aku kecil.
Tapi lebih daripada itu.
Teruslah mengiringiku dan hukum aku bila aku salah.
Apapun.

Senja.. Dari pengagum sejatimu..

-Hannin-

Leave a comment